Selasa, 02 Desember 2014

Macam-macam lensa pada DSLR


Macam-macam lensa pada DSLR
    1. Lensa Standar, umumnya lensa ini berukuran 50mm. Lensa ini digunakan untuk memperoleh hasil yang natural.


    1. Lensa Tele, umumnya lensa ini berukuran 70 mm ke atas. Lensa ini digunakan untuk mengambil jarak jauh. Prinsipnya adalah memperbesar objek dari ukuran yang sebenarnya, sehingga terlihat tampak lebih dekat dengan sudut yang dihasilkan lebih sempit.



    1. Lensa Wide Angle, dikenal dengan istilah lensa sudut lebar, yaitu jenis lensa yang digunakan untuk pengambilan gambar yang memerlukan sudut pandang yang lebar. Cara kerja lensa ini membuat objek menjadin lebih kecil dari sebenarnya, sehingga dapat mengambil gambar lebih luas dan tampak seperti jauh. Biasanya lensa ini berukuran pendek 17 mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm. Lensa ini adalah kebalikan dari lensa Zoom.


    1. Lensa Zoom, adalah perpaduan dari lensa Standar, lensa Tele, dan lensa Wide Angle. Lensa ini mempunyai ukuran yang bermacam- macam, misalnya 80-200 mm, 80-300 mm, dan sebagainya. Dengan jangkauan (Range) ukuran lensa tersebut, penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan sudut yang akan diambil, dengan memutar / menyesuaikan ukuran lensa tersebut.



    1. Lensa Makro, digunakan untuk mengambil objek yang berukuran kecil, dengan pengambilan fokus hanya pada objek tersebut, sehingga akan terlihat detailnya dengan latar belakang (Background) objek akan tampak buram (Blur). Ukuran lensa ini bermacam-macam, seperti 28-80 mm, 35-70 mm, dan sebagainya.


    1. Lensa Fiesheye, lensa fisheye biasa disebut dengan lensa mata ikan, sudut yang dihasilkan dari lensa ini menjadi sangat luas, atau sekitar 180 derajat bila diukur dari ujung ke ujung. Efek yang dihasilkan adalah efek lengkung pada gambar. Ukuran dari lensa ini bermacam-macam, yaitu 8-10 mm untuk gambar lingkaran dan 15 -16 mm untuk gambar penuh (Full frame).

Rabu, 26 November 2014

BAGIAN-BAGIAN KAMERA


  1. Lensa
    Kelebihan kamera DSLR dengan camdig terletak pada lensa. Zoom dan fokus bias kita atur sedemikian rupa tergantung minat dan tehnik kita. Dan kita juga bias mengubah jenis-jenis lensa kita sesuai dengan kebutuhan. Misal: clasic lense, fishe eye lense, super wide angel lense dan lain-lain. DSLR dan lensa memiliki perbedaan mount, jadi tidak bisa sembarangan membeli lensa. Pastikan size mount kamera dan lensa sama.
  2. Grip
    Merupakan bagian yang menonjol sebelah kanan pada kamera DSLR yang berfungsi sebagai pegangan kamera supaya kuat dan lebih mantap pada waktu jepret.
  3. Shutter and dial
    Tombol shutter berfungsi untuk mengambil bidikan dan dial berfungsi untuk mengatur kecepatan diagfragma/aperature
  1. Tombol lensa
    Berfungsi sebagai pemisah antara body kamera dengan lensa
  1. Built in flash light
    Berfungsi untuk memberikan penerangan diwaktu cahaya kita kurang.
  1. Viewfinder
    Merupakan istilah lain dari jendela bidik. Apapun yang kita lihat di viewfinder hasilnya akan sama dengan hasil jepretan kita. Di viewfinder terdapat karet yang berfungsi sebagai penahan cahaya dan bantalan mata kita yang disebut eye piece. Terdapat pula titik fokus.
  1. LCD
    Terdapat 3 fungsi didalam LCD antara lain :|
    melihat hasil jepretan kita, melihat info-info dan settingan pada kamera, dan terakhir sebagai live view yaitu sebagai jendela bidik sama seperti viewfinder, terdapat pula titik-titik fokus.
  1. Tombol navigasi
    Berfungsi untuk mengendalikan setting camera dan melihat hasil foto yang sudah kita ambil. Tiap kamera berbeda-beda. Ada yang berbentuk analog dan ada yang berbentuk scrol.
  1. Tombol play
    Melihat tampilan hasil jepretan kita
  1. Tombol menu
    Berfungsi untuk Melakukan perubahan settingan kamera yang dapat kita lihat di
LCD

  1. Tombol zoom
    Berfungsi untuk memperbesar dan memperkecil hasil jepretan kita.
  1. Tombol AV
    Berfungsi mengatur kompensasi pencahayaan (exposure compensation)
  1. Speaker
    Mendengar suara yang sudah kita rekam divideo.
  1. Tombol rekam
    Berfungsi merekam video
  1. Tombol power
    Menghidupkan dan mematikan kamera DSLR.v
  1. Shut mode button
    Berfungsi mengatur mode-mode pemotretan yang kita inginkan.



 Fungsi Menu Manual DSLR

Pada mode manual kita akan menemukan menu-menu berikut :

  1. Auto Program (Auto)

Pada mode ini kamera akan secara otomatis mengukur semua kebutuhan anda termasuk ISO, aperture dan speed yang dibutuhkan. Bahkan termasuk penggunaan flash. Menggunakan Mode Auto sangat mudah dan menghemat waktu,kecuali anda ingin setting kamera yang berbeda misalnya DOF tipis atau ingin setting kamera slow speed.

  1. Manual (M)

Mode Manual memberikan keleluasaan pada fotografer untuk mengatur Aperture dan Speed sekehendak hati. Yang harus diperhatikan dalam menggunakan mode manual adalah rentang exposure yang terlihat di view vinder kamera. Biasanya di mulai dengan angka -2, -1, 0, +1, +2. Angka 0 berarti setting Aperture dan Speed menghasilkan exposure yang tepat menurut kamera. sedangkan angka +1 berarti setting Aperture dan Speed akan menghasilkan exposure +1. Mode ini banyak dipakai di studio yang kondisi pencahayaannya terkontrol, Oleh fotografer yang menggunakan Lensa manual (kebanyakan lensa manual hanya bias digunakan dengan mode manual), oleh mereka yang baru belajar fotografi agar lebih mengerti tentang exposure, Atau oleh mereka yang sudah sangat paham dengan exposure dan menggunakan mode manual seperti shortcut untuk memainkan nilai exposure

  1. Program (P)

Menurut para Fotografer pada umumnya, Mode Program sudah mengcover 95% kebutuhan pengguna kamera. Mode ini seperti mode Auto juga sudah mengukur semua kebutuhan anda. Hanya saja flash tidak otomatis pop-up seperti di mode auto. Dan mode ini juga tidak sesuai untuk foto backlight seperti foto panggung.

  1. Shutter speed

Shutter speed berfungsi untuk mengatur kecepatan kamera dalam mengambil gambar. Pada gambar 1 terlihat angka 1/30 itu artinya kecepatan mengambil gambarnya 1 per 30 detik (1/30 detik ). Jika kecepatan mengambil gambar semakin cepat maka cahaya yg masuk pada lensa semakin sedikit, dan hasil gambarnya akan menjadi semakin gelap. Shutter speed cepat biasanya digunakan untuk mengambil gambar objek yg bergerak (orang ber-olah raga). Contoh Shutter speed cepat : 1/100 atau lebih. Jika semakin lambat shutter speednya maka, cahaya yg masuk juga semakin banyak, dan hasil gambarnya juga akan semakin cerah. Shutter speed lambat ( slow shutter speed ) biasanya digunakan untuk mengambil gambar pada malam hari yg cahayanya sedikit. Ada satu catatan jika ingin mengambil gambar Slow shutter speed : kamera tidak boleh goyang (shake) karena pengambilan fotonya lama maka kamera harus dalam keadaan tidak bergerak karena jika goyang akan menghasilkan foto yg tidak di inginkan. Biasanya mengambil foto teknik ini menggunakan tripod atau tempat yg tidak mudah goyang, contoh : kursi, meja dan sebagainya. Contoh shutter lambat : 2 detik ( 2″ ) atau lebih.

  1. Diafragma.

Diafragma dari sebuah lensa adalah diameter bukan lensa dan biasanya dikontrol oleh iris. Semakin besar diameter aperture, semakin banyak cahaya yang masuk kedalam lensa. Sama dengan mata kita, bila kita menyipitkan mata kita, otomatis keadaan sekitar akan menjadi gelap. Pada saat kita melihat matahari yang sangat terang, kita pasti menyipitkan mata kita, begitu juga dengan kamera.


  1. Aperture Priority (A)

Mode ini juga dikenal dengan singkatan Av (Aperture Value Priority) pada sebagian kamera. Mode ini memberikan keleluasaan pada fotografer untuk mengubah nilai Aperture dengan menggeser dial/ scroll. Mode ini banyak diandalkan fotografer karena dapat dengan cepat mengubah DOF sesuai keinginan fotografer. Bila ingin semua detail terlihat tajam, tinggal mengubah aperture menjadi F 8 atau F 11. Bila ingin bakcground subjek terlihat blur, tinggal mengubah aperture menjadi F 2,8 atau F 1,8.

  1. ISO speed.

ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO kita maka semakin sensitive sensor terhada cahaya, san semakin terang hasil fotonya. Semakin rendah ISO, maka semakin gelap fotonya. Tetapi jika kita menggunakan ISO yg terlalu tinggi akan menghasilkan noise (bintik-bintik) pada hasil foto kita.

  1. Exposure

Exposure adalah istilah dalam fotografi yang mengacu kepada banyaknya cahaya yang jatuh ke medium (film atau sensor gambar) dalam proses pengambilan foto. Untuk membantu fotografer mendapat setting paling tepat untuk Exposure, digunakan lightmeter. Lightmeter, yang biasanya sudah ada di dalam kamera, akan mengukur intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera. Sehingga didapat Exposure normal.

  1. White Balance.

White balance adalah aspek penting dalam dunia fotografi dan berpengaruh pada hasil akhir foto. White balance berpengaruh terhadap warna foto. Neon dan bohlam memiliki “temperatur warna” yang berbeda. Cahaya yang kekuningan (bohlam) disebut hangat sementara cahaya yang kebiruan (neon) disebut dingin. Tujuan setting white balance adalah memerintahkan kamera agar mengenali temperatur sumber cahaya yang ada. Supaya yang putih terlihat putih, merah terlihat merah dan hijau terlihat hijau, atau dengan kata lain agar kamera merekam warna obyek secara akurat dalam kondisi pencahaayan apapun.
White Balance Preset:
·         Auto – kamera akan menebak temperatur warna berdasar program yang ditanam dari pembuat kamera. Anda bisa menggunakannya pada kebanyakan situasi, namun tidak disetiap situasi (misal: memotret saat sunset/sunrise)
·         Tungsten – disimbolkan dengan ikon bohlam. Karena itu cocok digunakan saat anda memotret di ruangan dengan sumber cahaya bohlam.
·         Fluorescent – disimbolkan dengan ikon lampu neon, gunakan saat memotret di ruangan dengan pencahayaan lampu neon.
·         Daylight – biasanya dengan simbol matahari, gunakan saat berada di bawah sinar matahari
·         Cloudy – disimbolkan dengan awan, gunakan saat memotret di cuaca mendung
·         Flash – simbolnya kilat, jika anda menggunakan lampu flash (strobe) gunakan preset ini.
·         Shade – biasanya simbolnya rumah atau pohon, gunakan saat memotret dalam rumah (siang hari) atau anda berada di daerah bayangan – bukan sinar matahri langsung.
Cara Setting White Balance Secara Manual :
Beberapa kamera, terutama SLR dan prosumer, menyediakan fasilitas setting white balance manual. Setting manual adalah cara paling akurat jika kita bingung dengan temperatur warna sumber cahaya kita. Ini biasanya terjadi dalam pemotretan dengan sumber pencahayaan yang lebih kompleks (lebih dari satu jenis temperatur warna). Kita bisa memanfaatkan kertas putih untuk tujuan ini. Cara yang lebih mudah dan akurat adalah dengan menggunakan aksesoris tambahan yang bernama expodisc atau kenko, harganya berkisar dari Rp. 800 ribu s/d Rp. 1,5 Juta. Anda bisa membeli- nya di toko-toko kamera besar.
  1. Lensa Fokus.

dengan menggunakan lensa ini kamu dapat memfokuskan benda (object) ataupun latar belakang (background). tentunya jika ingin menggunakan fungsi lensa ini sesuka ati tentunya anda harus mengubah mode di lensanya dari AF (auto fokus) menjadi MF (manual fokus).

  1. Scene

Mode scene merupakan kombinasi dari berbagai setting pada kamera seperti setting ISO, Aperture, Speed, Color Balance, pengaturan RGB, mode drive (single/ continous shoot), dll. Contoh scene mode adalah Mode Landscape, Portrait, Macro, Sunset, Night, dll.

Minggu, 26 Oktober 2014

Alat Bantu Pemotretan


ALAT BANTU PEMOTRETAN
a. Filter
Sesuai dengan namanya alat ini cara kerjanya sama seperti filter pada umumnya yaitu sebagai penyaring, jika di dalam rokok berguna menyaring asap tapi disini filter berfungsi menyaring cahaya yang masuk sehingga menimbulkan efek-efek yang kita inginkan. Penggunaannya dengan cara dipasang  diujung  lensa. Bentuk filter ada  dua  yaitu square (kotak) dan circle (bulat). Jika menggunakan filter square, kita harus menambahkan ring khusus  di depan lensa. Untuk penggunaan filter yang bentuknya bulat, kita harus memperhatikan diameter dari lensa kamera yang kita gunakan.  Macam – macam filter dan kegunaannya antara lain :
a.       filter PL, memekatkan warna dan menghilangkan refleksi
b.      filter UV, mengurangi sinar ultra violet.
c.       filter ND (natural density), mengurangi contrast.
d.      filter warna, memberi efek warna.
e.       filter soft, melembutkan objek.
f.       filter diffuser, hampir sama dengan filter soft, tapi lebih halus.
g.      filter cross, memberi efek cross/silang pada sumber cahaya.
h.      filter multi image, memberi efek multi image.
i.        filter multi expose, digunakan dalam pemotretan multi expose.
j.        filter gradasi, memberi efek gradasi warna
b. Tudung Lensa
Alat yang dipasang pada lensa ini berfungsi menghilangkan cahaya/sinar yang tidak diinginkan masuk kedalam lensa karena cahaya tersebut biasanya dapat menyebabkan flare pada hasil pemotretan. Flare dapat merusak hasil foto karena menurunkan kontras dan mengurangi saturasi warna.  Alat ini sangat berguna terutama pada pemotretan yang berhadapan langsung dengan arah datangnya cahaya.
c. Tripod
Tripod atau biasa disebut kaki tiga berfungsi sebagai peyangga kamera saat pemotretan agar kamera tidak mengalami guncangan (shaking). Biasanya digunakan pada pemotretan yang menggunakan kecepatan (speed ) rendah/lambat dan untuk menopang lensa-lensa panjang.
d. Monopod
Mempunyai fungsi yang sama dengan tripod tetapi hanya bentuknya yang berbeda yaitu hanya satu kaki sehingga lebih praktis.
e. Kabel Release
Bentuknya hampir seperti injeksi yang lentur berfungsi untuk menghindari goncangan saat shutterditekan karena saat memakai alat ini kita tidak perlu menekan shutter secara langsung. Penggunaannya dipasang pada soket kabel release yang biasanya terdapat pada tombol shutter. Biasanya ini soulmate-nya tripod dan biar penggunaan tripod lebih afdol.
f. Background
Kain atau latar belakang yang digunakan untuk pemotretan studio dengan berbagai macam gambar, pola dan warna.
g. Stand Background
Alat penyangga background, dan dalam penggunaannya paling tidak ada 2 stand. Alat ini bisa dinaik – turunkan sesuai kebutuhan.

ALAT BANTU PENCAHAYAAN
a.       Flash atau Blitz
Diperlukan dalam pemotretan apabila cahaya yang ada dirasa kurang/ minim, misalnya pemotretan pada malam hari. Meskipun demikian, tidak diharamkan bagi kita untuk menggunakan flash pada siang hari, saat cahaya yang ada sudah cukup banyak/terang. Penggunaan flash pada siang hari biasanya untuk fill in. Sumber tenaga flash berasal dari baterai. Flash dapat digunakan sesuai dengan kekuatannya, jaraknya, hingga fasilitas lebih yang dimilikinya.
b.      Slave Unit
Dapat disebut sebagai alat sensor. Cara kerja slave unit adalah menangkap cahaya dari main light(sumber cahaya utama) untuk kemudian menyalakan sumber cahaya lainnya yang terhubung dengan slave unit tersebut.
c.       Sincro Cable/Kabel Sinkro
Kabel yang digunakan untuk membantu menyalakan flash tambahan atau sumber cahaya pemotretan yang lain. Cara penggunaan kabel sinkro yaitu dengan cara menghubungkannya dari sumber cahaya tambahan ke body kamera.
d.      Holder atau Braket
Alat ini digunakan jika kita merasa perlu menggunakan flash tambahan. Holder berfungsi sebagai penyangga flash tambahan dan slave unit. Penggunaannya dengan cara dipasang pada body kamera.
e.       Strobo atau Strobe
Alat ini hampir mirip dengan flash, tapi bentuknya lebih besar dan cahaya yang dihasilkan juga lebih besar. Strobo dapat menyimpan cahaya dengan sumber tenaga yang berasal dari tenaga listrik AC atau baterai kering. Strobo memiliki sensor yang dapat menangkap main light sumber cahaya utama. Jadi strobo akan menyala secara otomatis ketika ada main light yang dinyalakan.  Jika tidak menggunakan main light, strobo dapat diaktifkan dengan cara menghubungkan kabel sinkro langsung dari strobo ke kamera. Ukuran kekuatan cahaya yang dihasilkan strobo dapat kita atur sesuai selera kita. Alat ini lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor.
f.       AC Slave
Hampir mirip dengan strobo cara kerja dan penggunaannya. Tetapi sifat arah cahaya dari AC Slave lebih melebar atau menyebar ke segala arah.
g.      Snoot
Alat ini berfungsi mengarahkan cahaya pada satu titik agar tidak menyebar/terpusat. Bentuk snoot menyerupai corong dan juga lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor. Biasanya juga digunakan untuk pemotretan double dan multi expose.
h.      Payung Reflektor
Sifat cahaya yang dihasilkan lebih luas sehingga bayangan dan cahaya keseluruhan menjadi lebih lembut. Payung reflektor memiliki bermacam-macam warna. Warna standardnya putih, tapi ada juga yang berwarna perak (menghasilkan cahaya yang lebih kuat) dan emas(menghasilkan cahaya yang hangat) . Sumber cahaya alat ini berasal dari strobo.
i.        Reflektor
Digunakan untuk memberi cahaya tambahan yang merupakan pantulan cahaya dari main light. Biasanya berbentuk bundar dan kotak. Pada umumnya memiliki 3 warna yaitu putih, perak dan emas. Kita juga dapat menggunakan sehelai  kain putih, styrofoam dan kertas mengkilap sebagai reflektor yang berguna pada saat pemotretan.
j.        Soft Box
Sebuah kotak yang terbuat dari kain dengan kedudukan atau rangka yang berbentuk seperti pyramid. Cahaya yang dihasilkan softbox lebih lembut daripada cahaya yang dihasilkan payung reflektor maupun reflektor. Softbox memiliki bermacam-macam ukuran(semakin besar ukurannya semakin lembut cahaya yang dihasilkan). Sumber cahaya Soft Box juga berasal dari strobo.
k.      Barndoors
Berbentuk segi empat dan bewarna gelap. Biasanya dipasang pada soft box. Kegunaan dari barndoors adalah untuk mengarahkan cahaya yang keluar dari sumber cahaya.
l.        Honeycomb/Sarang Tawon
Alat ini sejenis dengan filter dan bentuknya bundar seperti sarang tawon, tapi dipasang pada lampu/sumber cahaya. Berfungsi untuk menghaluskan cahaya yang jatuh ke arah obyek..
m.    Light Stand
Alat yang digunakan untuk menyangga lampu studio.
n.      Flash Meter
Berfungsi sebagai pengukur kekuatan sumber cahaya dalam pemotretan indoor atau outdoor. Alat ini lebih akurat daripada light meter yang ada pada kamera.
o.      Infrared Sender
Mengirimkan sinar infrared untuk memancing nyala flash atau lampu studio
p.      Trigger
Menyalakan flash/lampu studio dengan gelombang elektro

ALAT CUCI CETAK
1.    Cuci
§  Changing Bag
Kantong hitam kedap cahaya yang berguna untuk mengeluarkan film dari selongsongnya kemudian untuk kemudian digulung di roller dan dimasukkan ke dalam developer tank. Terdapat dua lubang untuk masuknya tangan dan satu lubang besar dengan dua resleting untuk masuknya peralatan cuci film.
§  Alat pemotong / gunting
Untuk memotong film setelah digulung ke roller.
§  Developer tank
Tabung berbentuk silinder yang kedap cahaya dan digunakan untuk mencuci film secara manual. Di dalam alat ini terdapat roller yang berfungsi menggulung film dari selongsong film.
§  Chemical
Cairan untuk memproses film (proses cuci), yaitu
-   Developer, mengembangkan emulsi.
-   Stopbath, menghentikan pengembangan.
-   Fixer, menetapkan gambar.
-   Air, membilas hasil cucian dan cetakan.
-   Wetting agent, menghilangkan bercak-bercak pada film dan menghindari goresan pada negatif
Chemical di atas, dalam penggunaannya harus berurutan.
§  Thermometer
Untuk mengukur suhu ruangan sebagai patokan waktu dalam mencuci film
§  Gelas Ukur
Untuk memudahkan dalam menakar banyaknya chemical yang akan digunakan dalam memproses film.
§  Penjepit film
Alat yang berguna untuk mengeringkan film yang sehabis dicuci dengan cara digantung untuk menghindari negatif terlipat-lipat dan menghindari baret.
1.    Cetak
§  Chemical
Chemical yang digunakan untuk proses cetak disini sama saja dengan yang digunakan dalam proses cuci tapi tidak memerlukan wetting agent.
§  Enlarger / vergroot apparaat.
Alat untuk mencetak foto. Dengan lampu yang mempunyai watt besar untuk menyinari negatif dan membakar kertas foto. Enlarger dihubungkan dengan timer yang berfungsi untuk mengatur waktu yang diperlukan untuk menyinari negatif foto. Perlengkapan enlarger hampir sama dengan kamera yaitu mempunyai pemfokusan dan diafragma.
§  Bak
Berbentuk segi empat untuk tempat chemical cetak yang ukurannya cukup untuk kertas foto yang akan kita cetak (biasanya 10 R sampai 12 R).
§  Penjepit kertas
Untuk menghindari kontak langsung dengan chemical dan meminimalisir baret pada hasil cetakan, maka diperlukan alat yang satu ini.
§  Dryer / pemanas
Mengeringkan kertas foto yang telah dicetak lebih merata agar foto tidak mengalami bercak-bercak.

ALAT PENYIMPANAN DAN PERAWATAN PERALATAN FOTOGRAFI
1.      Dry Box
Lemari anti lembab untuk menyimpan peralatan fotografi yang sangat rentan terhadap serangan jamur terutama pada lensa. Lemari ini dilengkapi dengan lampu yang mempunyai watt rendah (biasanya 2,5 watt) agar suhu lemari tetap terjaga dan mengantisipasi kelembaban. Suhu yang dianjurkan adalah 20°C.
2.      Waterproof Bag
Tas kedap air yang berfungsi sebagai tempat sementara peralatan fotografi pada saat hunting ketika musim hujan, agar peralatan fotografi kita tidak basah.
3.      Blower Brush
Alat yang dapat mengeluarkan semburan udara untuk membersihkan debu yang menempel pada kamera.
4.      Tisu Lensa
Tisu khusus untuk membersihkan lensa.
5.      Silica Gel
Zat pengering yang digunakan untuk menangkal kelembaban